Jackie : A Distemper Survivor

JACKIE : A DISTEMPER SURVIVOR. Meet our Jackie. Awalnya Jackie cuman kucing kampung biasa yang nyasar ke rumah kami dan akhirnya betah karena sering dikasih makan. Tadinya sih dia nggak boleh masuk rumah, seperti halnya kucing-kucing lain yang suka nongkrong di depan pintu dapur kami minta makan. Karena kids gemes banget sama mata bulat besarnya, mereka memohon-mohon supaya Jackie dibolehkan masuk. Saya pun luluh. Dan yah, mata bulat besarnya itu berhasil melelehkan enggak hanya saya, tapi juga si Ayah. Dari hanya sekedar main-main, nginep sekali-sekali, dan akhirnya sekarang berstatus penghuni tetap.  Hehehe.

jackie fix

Beberapa hari yang lalu, tetiba dia nggak mau makan dan suka ngilang nggak tahu kemana. Oke, saya pikir ini biasa aja. Toh waktu kapan itu dia birahi juga begitu tingkah lakunya. Eh tapi waktu itu dia pake teriak-teriak sih dengan suara cemprengnya :). Nah sekarang ini sunyi senyap. Kenapa ya dia. Esoknya tau-tau dia pulang dengan langkah gontai dan mata tak bercahaya. Tetap nggak mau makan, hanya tidur dan tidur. Oke, saya pikir dia sakit. Tapi saya masih menganggap itu penyakit kucing kampung. Mereka bakal sembuh sendiri.

Nggak taunya dua hari kemudian dia tetap begitu. Nggak ada tanda-tanda dia bakal sembuh seperti biasanya. Tubuhnya makin kurus, bulunya rontok, air liurnya berlebihan, dan selaput putih menutup sebagian matanya. Dia juga muntah dua kali. Wah, ini serius ternyata. Akhirnya saya telepon seorang teman yang bisnisnya kucing-kucing mahal. Ia menyarankan segera periksa ke dokter hewan karena ia curiga itu panleukopenia. Dan itu penyakit serius pada kucing dan anjing yang disebabkan oleh virus, dan bisa menyebabkan kematian jika tidak ditangani dengan baik. Belum ada obatnya karena yang diserang adalah kekebalan tubuh. Jadi solusinya gimana caranya mengembalikan kekebalan tubuh si kucing. Kemungkinan harus rawat inap. Waduh. Saya belum pernah ke dokter hewan sebelumnya. Dan rawat inap? I’m completely blind. Saya pun bertanya-tanya situasinya ke si teman. Bagaimana penanganannya, tarifnya, sampai dokter hewan mana yang bagus. Malam itu juga setelah isya kami meluncur ke dokter hewan tujuan.

Owh, ternyata selama bulan Ramadhan prakteknya hanya buka dari pagi sampai sore. Kami hanya bisa ketemu dengan asistennya yang berbaik hati untuk memeriksa suhu tubuh Jackie via duburnya dengan termometer. 39,9 derajat Celcius! Dan si asisten memastikan Jackie kena panleukopenia atau biasa disebut penyakit distemper. Ia pun menyarankan agar segera kembali besok sepagi mungkin, dan penanganan untuk malam ini, kalau ia bisa bertahan, katanya, cukup berikan air madu plus kuning telur sebanyak 9 mililiter setiap dua jam via oral supaya Jackie tidak dehidrasi, menggunakan suntikan yang sudah dilepas jarum dan diberikan gratis olehnya.

Kami pun pulang dan saya, khususnya, berharap cemas apakah saya bisa memberikannya air madu sebanyak itu, setiap dua jam lagi. Yang kita bicarakan ini kucing kampung, for God’s sake. Yang nggak pernah kena perawatan apapun. Yang ada dia berontak, menggeram-geram, dan tentunya, nyakar! Sampai di rumah saya langsung menyiapkan air madu plus kuning telur dan praktek. Kaki-kaki Jackie saya bedong, dan dibantu si Ayah, saya berjuang menyemprotkan air madu ke mulut kecilnya. Owkeh, saya gagal dan gagal terus. Saya stres. Jackie juga stres. Dia memilih bersembunyi di kolong tempat tidur. Sementara saya langsung guggling. Baca, baca dan baca. Juga nonton. Sekedar gimana cara ternyaman untuk Jackie supaya air madu bisa masuk. Dan owkeh. Semua bacaannya pesimis akan distemper ini. Ada yang bilang 90%, 80%, dan sedikit yang menyimpulkan 75%. Itu adalah presentase kucing yang tidak selamat akan penyakit ini. Semakin stres. Saya sampai tidak bisa tidur hingga menjelang sahur, bolak-balik mencoba lagi memasukkan air madu ke Jackie setiap dua-tiga jam sekali. Hingga akhirnya saya berhasil memasukkan sekitar 3 mililiter pada saat sahur. Alhamdulillah! Ya ampun… saya udah kayak mikirin anak sakit. Sampe sebegitunya. Saya sendiri tak menyangka.

Biar orang bilang internet itu banyak nggak benernya, minimal saya jadi punya bayangan penanganan atau obat apa yang harus saya minta ke dokter hewan besoknya. Seperti teman saya bilang, kita sebagai pendamping pasien harus pintar memutuskan, karena jaman sekarang yang namanya sakit itu mahal. Manusia aja mahal, apalagi hewan yang nggak ikut BPJS? Hehehe. Ia sendiri menghindari penanganan oleh dokter, apalagi rawat inap, karena itu dia belajar penanganan sendiri. Dari mulai pengetahuan tentang obat sampai cara menyuntik. Tapi tetap ia menyarankan harus ke dokter untuk kasus seserius distemper. Jadi kalau bisa ya nggak usah rawat inap. Rencananya saya akan minta Jackie disuntik infus karena sudah dehidrasi akut, plus obat demam, antivirus, dan vitamin. Lalu minta bekal obat untuk dirawat jalan. Saya ngerasa percaya diri aja bakal bisa ngerawat Jackie sendiri di rumah. Beuh, padahal baru sukses 3 mililiter aja, saya udah sok.

Sesampainya di dokter, ternyata Jackie keduluan pagi sama satu pasien kucing lain. Si ibu ternyata hanya cek kesehatan kucing Angora-nya. Tapi OMG lama banget ngobrolnya. Semua tingkah laku kucingnya dikeluhkesahkan. Dari mulai telinga kotor sampai ke kebiasaannya ngumpet di kolong tempat tidur. Aarrgghhh….. saya pribadi nggak akan semaniak itulah. Lagian, masak sih si ibu ini beneran cat lover? Kalo sama kucing kampung buduk kampung sayang nggak? Apa hanya kucing-kucing lucu dan mahal itu yang disayang? Dan saya mulai berpikir tempat praktek dokter hewan ini juga maniak rupanya. Beberapa rak penuh makanan kucing mahal. Dua deret rak penuh kerikil kristal kucing untuk beolnya. Satu rak tinggi penuh obat-obatan kucing, mulai dari tetes telinga, obat cacing, de el el, de el el. Berbagai pernak-pernik dan mainan kucing di satu rak berikutnya. Terdapat beberapa folder berisi file pasien di salah satu rak yang salah satunya bertuliskan R.I.P, hiks! Sementara itu ada beberapa kucing di kandangnya masing-masing dengan banderol dari harga 10 sampai 40 juta. Weww. Dan yang paling menakjubkan adalah beberapa baju Mango khusus kucing tergantung di kisi-kisi jendela. For God’sake! Saya pikir saya mau muntah. Satu karena keabsurdan ini, satunya lagi karena si ibu masih terus berceloteh hingga satu jam kemudian. Damned!

Akhirnya Jackie dapat giliran. Sang dokter sedikit terperangah ketika menjumpai Jackie hanya kucing kampung yang digendong begitu aja sama saya ke ruangannya, sementara rata-rata pasiennya dibawa di dalam tas kucing semahal minimal 250 ribuan, belum divaksin pulak! Yaiyalah, kucing kampung aja gitu loh. Tapi layaknya seorang profesional, beliau pun bertindak setelah memastikan Jackie positif distemper. Dokter tertawa saat saya mengajukan list permintaan penanganan. Straight to the point, katanya. Jackie pun disuntik infus. Saya pikir dia bakal berontak menahan sakit. Ternyata hanya bagian tengkuk leher yang dijumput oleh si dokter untuk kemudian dimasukkan jarum infus. Dan Jackie sama sekali nggak berontak. He was such a smart cat. Dia hanya duduk tenang dan sekali-kali menengok ke arah saya dengan mata besarnya, seakan-akan meyakinkan dirinya sendiri bahwa dia akan aman sepanjang saya berada di sisinya. Uh, so sweet. Setelah saya keukeuh akan rawat Jackie di rumah, dokter akhirnya berkeputusan final, kalau sampai besok Jackie belum mau menyentuh makanannya sendiri, dia wajib rawat inap. Deal.

Saat diperiksa berarti Jackie sudah memasuki hari keempat kena distemper. Dan itu sangat mengkhawatirkan sang dokter dan asisten. Jadi selama saya menunggu obat racikan, saya dijubeli berbagai nasehat. Bahwa kalau sudah memutuskan punya peliharaan, ya harus tanggung jawab penuh akan kesehatannya. Untuk selanjutnya Jackie harus divaksin. Dan saya menyesal kenapa harus tanya tentang vaksinnya. Panjang lebar si asisten menjelaskan jadwal vaksin, vaksin apa aja, buat apa aja, blablabla. Yeah, like i will do it. Saya percaya kucing kampung punya daya juang tinggi daripada kucing-kucing bangsawan itu. Sekali lagi saya diingatkan bahwa hari kelima sampai ketujuh adalah puncak menentukan. Saya diam saja. Saya kan nggak perlu koar terus-menerus kalau saya yakin saya bisa, ya kan? Yang penting berusaha sekuat tenaga dengan pemikiran yang matang, dan sisanya serahkan kepada Allah swt. Oya, total semuanya hanya 170 ribu rupiah. Agak lega juga, kirain jutaan hehehe.

Setelah sampai rumah, saya langsung siapkan keperluan Jackie. Karena saya nggak punya kandang, saya dirikan tenda kepunyaan anak-anak sebagai tempat inkubasi Jackie, saya kasih kain-kain biar hangat, dan Jackie pun nurut aja diam di dalam tenda. Saya memutuskan tidak masuk kantor untuk fokus hari ini, supaya besok Jackie mau makan. Kemudian saya siapkan tiga wadah kecil bertutup. Satu wadah saya isi air madu campur kuning telur. Satu wadah berikutnya saya isi makanan basah Whiskas rasa tuna sesendok kecil yang dilarutkan air. Satu wadah sisanya saya isi suplemen daya tahan tubuh. Di blog mana itu saya baca dia memberi stimuno anak, lainnya vitamin B kompleks. Karena saya hanya punya sirup cod seven seas oil punya anak-anak, ya saya isi itu, dicampur air sedikit. Nah, ketiga bahan itulah yang akan saya kasih ke Jackie khusus hari keempat ini. Karena sudah diinfus, ia belum perlu minum obat racikan dokter.

Oke, berikutnya meminumkan ketiga bahan tersebut bergantian ke Jackie, tetap memakai suntikan yang jarumnya sudah dilepas itu. Menurut saya, posisi ternyaman buat Jackie dan saya adalah saya tahan Jackie dari belakang, saya angkat kepalanya ke atas, sentuh ujung mulutnya di samping kiri, mulutnya otomatis akan terbuka. Masukkan suntikan yang jarumnya sudah dilepas itu ke celah gigi sebelah kanan setelah taringnya, lalu semprot secepatnya. Dan yeah, we did it pada percobaan pertama pagi itu. Jackie sama sekali nggak berontak. Way to go, Jackie! Saya ulang pemberiannya setiap 3-4 jam. Dan yah, alhamdulillah, keajaiban Allah swt, sorenya Jackie tau-tau bangkit dari tidurnya, dengan sok kuat jalan keluar rumah, melihat-lihat. Lalu Jackie ngeong minta makan! Langsung saya kasih whiskas rasa tuna kesukaannya. Eh, dia melengos. Ow-ow. Saya pusing lagi. Saya kasih whiskas yang bijian, dia hanya mengendus, menjilat, tetap nggak mau memakannya. Oke, saya harus cari ikan segar tampaknya. Mudah-mudahan masih ada yang jual udah mau magrib gitu. Langsung saya tancap gas cari ikan. Oke, dapet ikan kembung. Saya masih nggak yakin ini ikannya mesti digoreng atau direbus, karena Jackie masih lemah mungkin untuk mengunyah. Saya perhatikan mukanya sedikut antusias saat mencium ikan segar. Coba-coba satu ikan mentah saya sodorkan ke hidungnya. Eh, nggak taunya dia mau! Dan yeayy, Jackie sukses makan satu ikan kembung, habis! Hahaha, saya nggak nyangka dia mau mentahan. Saya belum pernah kasih mereka ikan mentah karena bau amisnya kemana-mana. Ternyata oh ternyata, Jackie suka banget. Emang dasar kucing kampung ya, hehehe.

Begitulah ceritanya, bagaimana our Jackie bisa jadi survivor untuk distemper. So far, hari kelima dia sudah rakus banget, minta makan terus-terusan. Hari keenam dia udah mulai mandi sendiri. Dan yah, I think we made it, subhanallah. We win from distemper. And we think you too can. Just don’t trust that number presentation,75%, 80%, or even 90%. Just trust your insting, caring your cat with gentle and love, and also try hard is the best medicine, I think. Jangan terlalu cepat percaya apa kata orang, bahkan dokter. Perbanyak informasi, dan ambil keputusan matang. Oya, tentunya berdoa adalah pertahanan terakhir. Doakan semoga Jackie nggak kena distemper lagi, ya? Berikut ringkasan jadwal obat Jackie : 

  1. Air madu campur kuning telur (6ml ; 3-4x sehari)
  2. Wetfood whiskas sesendok campur air (6ml ; 3-4× sehari)
  3. Stimuno anak/vitamin b kompleks/seven seas cod oil (1ml ; 2× sehari)
  4. Obat dokter (diminum besoknya setelah diinfus, dengan cara ditembak memakai alat khusus yang lembut, dibeli sekalian bersama obat dokter, dengan memasukkan agak ke dalam mulutnya, lalu urut-urut lehernya, kalau dia sudah meleletkan lidah berarti sudah ditelan, tapi bisa dikasih tambahan air putih yang disemprotkan menggunakan suntikan, dosis 2x sehari)
  5. Makanan padat jika sudah bisa makan sendiri (3× sehari, atau sesukanya kucing anda 😊)

Link yang saya suka terkait informasi ini bisa diliat di sini, sementara untuk jenis-jenis penyakit kucing lainnya bisa cek di sini dan di sini. Semoga bermanfaat ya…

 

24 respons untuk ‘Jackie : A Distemper Survivor

  1. peekindahslife berkata:

    Halo mba mel.

    Salam kenal. Kebetulan aku punya kucing kampung juga nih mba dan mereka sudah berhasil mengambil hatiku haha. I feel so lucky reading your post hehe. Infonya berguna banget mba. Jadi terinspirasi untuk merhatiin tingkah laku kucingku. Kalo boleh info, mba baca-baca info kucing di blog apa ya mba? Boleh kasih link-nya? Kucingku suka bengek-bengek gitu soalnya dan i have no idea what happen with it. Mau bawa ke dokter hewan tapi gak dibolehin sama orang tua hehehe -_-

    Terima kasih ya mba. Semoga jackie gak kena distemper lagi. Amin

    Suka

    • synicalmel berkata:

      Thanks Indah doanya…salam kenal juga ya.. saya udah edit ya untuk juga cantumin link yang saya suka terkait distemper ini..dan link lain…tapi guggling aja banyak kok link lain Ndah…

      Disukai oleh 1 orang

      • peekindahslife berkata:

        terima kasih ya mba. Hehe iya mba aku belum gugling banyak si. abis waktu itu gugling isinya iklan gak jelas semua -_-” Belum pro berarti gugling-nya haha. Ok ok nanti aku kepo-in satu-satu hehe.

        Suka

      • peekindahslife berkata:

        wkwkwk iya mba emang gitu. saya salah keyword and end up buka blog abal-abal isi iklan semua. jadi frustasi. Alhamdulillah kucing saya bisa sehat kembali. Kayanya kucing kampung nyawanya beneran 9 -_-” Cuma ke depannya saya mau ngerawat dia in a proper way. makanya mau info blog-blog ttg kucing ehehe. daaan belajar ngetik keyword yang bener di gugel hahaha

        Suka

      • synicalmel berkata:

        Iya Indah..semoga kucingnya juga selalu sehat, klo mmg nti sakit, gpp bilang aja ke ortu untuk bw ke dokter untuk sekedar tau sakitnya apa. Bener jg apa yg dibilang dokter Jackie, klo kita udah memutuskan memelihara ya gak hanya kasih makan, tp juga jaga kesehatannya 😊 thanks dah mampir dan meninggalkan jejak yaa…

        Suka

  2. tia putri berkata:

    Aq jg punya pengalama yg sm dg kucing distemper. Sygnya cm bs bertahan 2 minggu kmdn mati. Hikss… kucingq msh bayi 1 bulan dlu mba, dan yaah sama pas dia sakit parah gtu hidup rasanya gak tenang. Kerja pun gak konsen, pgn buru2 pulang. Dan macem anak sendiri emang…. aq gtw sblmnya klo penyakitnya separah itu jd pas ke dr nya agk telat. Pas mati duuh sedihnya ampun2, hal yg plg disesali knp pas lg lincah2nya gak divideoin.

    Suka

    • synicalmel berkata:

      Iya Tia…pokoknya kalau dia udah ga mau makan sehari langsung aja penanganan sebelum kena dehidrasi, kalau dua hari gak ada kemajuan ya sudah harus ke dokter… apalagi msh 1 bulan waduhh…turut berduka ya Tia….

      Suka

  3. Molly berkata:

    Aku juga penyayang kucing mba, di rumahku ada 10 ekor kucing kampung. Awalnya dateng sendiri ke rumah, dikasih makan n dirawat sampe beranak pinak. Kalo udah sakit aku juga stress, bawa ke dokter, ngasih makanan + obat. Memang kudu extra effort ya mba, soalnya ga sampe hati liat mereka sakit :(. Alhamdulillah blm pernah kena distemper siy. Biasanya kalo udah ga mau makan, aku ngasih cat food dari Royal Canin yg Recovery-nya (makanan basah, kaleng kecil). Itu memang pakan khusus utk kucing yg sakit, krn lbh bagus kandungannya. Bisa dicampur air hangat juga mba :).

    Suka

    • synicalmel berkata:

      Woww 10?? Wiih hebaat.. iya mbak Molly jangan sampai kena deh, soale sangat menular kata dokter. Kemarin saya jg liat royal canin pas di praktek dokter, cuman gak ada yg wet mbak.. kering semuaan. Thanks for advice ya mbak. Iyaya biar kucing kampung klo udah ga makan sehari ya harus diwaspadai. Saya baru kali ini melihara sih mbak..biasanya ya gitu hanya membiarkan mereka baris di luar pintu dapur dan ngasi makan hehehh, repot stres mikirin nasib mereka kalo kita sekeluarga keluarkota mbak hehehh…

      Suka

      • Molly berkata:

        Sebenernya capek banget ngurusin 10 ekor gitu siy mba.. hihihi. Makanya pelan-pelan dididik supaya bisa nyari makan sendiri juga. Khawatir kalo kami mau keluar kota, ga tau mau dititipin ke siapa saking buanyaknya :(. Kucing kampung asal dirawat bener pasti sehat n cantik mba. Ga tau kenapa aku sukanya malah itu, ga pernah piara kucing ras :D. Oya, manatau mba belum pernah ngasih obat cacing, jangan lupa kasihin obat cacing Drontal for Cat (biaa beli di petshop) setiap 3 bulan sekali. Kalo combantrin kurang ampuh mba karena ga sesuai untuk hewan. Biar kucingnya mba selalu sehat, karena kalo cacingan dia bisa mati (pengalaman pribadi juga mba).

        Suka

      • synicalmel berkata:

        Iyaa belum kukasi obat cacing jugak mba Molly… hooh bisa juga cacingan mereka mati..waduhh.. memang ya punya binatang peliharaan bnr2 butuh effort 😊 semoga kucing2nya bs cari maem sndiri ya mbak.. kucing kami mesti banyak maen diluar juga tetep aja urusan maem teriaknya ke aq hehehh

        Suka

      • Molly berkata:

        Hehehe iya mba, piaraan memang butuh diperhatikan juga. Tanggung jawab kita yang melihara. Kalo udah rutin dikasih makan biasanya kucing mintanya tetep sama kita ya. Hahahaha :D.

        Suka

  4. Eni Martini berkata:

    gak nyangka, Mel. bisa sehebat itu ama kucing..gue mah nyerah lihat kucing ileran ..kabuur. ada kucing disini yang ileran-muntah2, jln terseok-seok..sama warga yang cinta kucing mau dibawa ke dokter kucing langganannya tp si dokter ga bolehin krn takut membawa virus. so dokter lah yg visit ke sini, disuntik beberapa kali, vaksin dll..tp kondisinya ga berubah. mungkin sdh akut kali ya
    itu kucing2 buduk diambil sm salah seorang tetangga gu eyg jg suka kucing tp cuma suka..begitu di rumah ga diurus..beol dll keleleran di sekitar perumahan, ihiks

    Suka

    • synicalmel berkata:

      Tadinya jijik juga mir, gw palingan kan kasih makan dowank…tp gak tega jg akhirnya, ya udah emang hrs kena ilernya itu spy obatnya bs masuk. Tp klo cm obat suntik dokter ya ga bs mir, mesti ada asupan makanan dan suplemen daya tahan tubuh, plus air madu biar gak dehidrasi. Maybe tetanggamu jg jijik ngerawat via oral.

      Suka

  5. merida merry berkata:

    salam kenal mba, salut deh mba sampe segitunya ngerawat kucing, bela2in ga ngantor segala hihi.. selamat ya mba. sukses merawat kucingnya, infonya bermanfaat banget, krn kebetulan di rumah ku juga ada beberapa kucing kampung yang ga terawat, jadi tersentuh ni baca tulisannya..

    Suka

    • synicalmel berkata:

      Hehehe salam kenal juga mbak merida, namanya keren ya kayak pemeran film kartun Brave 😊 iya saya jg tadinya ga gitu ngerawat cuman kasih makan aja. Intinya perhatikan aja klo dia gak makan sehari dua hari, nah bru perlu atensi khusus. Makasih yaa udah mampir…

      Suka

  6. febita berkata:

    Mungkin dulu Kucing gw bonteng bernasib sama,sakit dan menghilang sempet gw ma nyokap kasi Aer Klapa ijo malem2 nyari sampe pasar blok A dari Cipete.
    Sejak itu gw trauma piara kucing. Trauma kehilangan aih dalem banget 😥

    Suka

  7. Efi Fitriyyah berkata:

    Wiiih hebat dirimu mak, telaten banget ngurus Jacky. Aku juga di rumah punya kucing kampung. Dia moody dan kelakukannya kadang nyebelin. Aku sendiri belum pernah mandiin dia karena galak. Ga suka dielus dia. Kucing kampung yang aneh 🙂
    Postingannya aku bookmark, ah. Siapa tau perlu. Mudah-mudahan sih Si Emeng kucing kampung di rumahku sehat terus.

    Suka

Tinggalkan Balasan ke synicalmel Batalkan balasan